Tim Raksasa Katalan akhirnya memastikan diri merengkuh gelar juara La Liga musim ini setelah bermain imbang menghadapi Levante, Kamis (12/5/2011) dinihari WIB.
Menurut laporan Goal.com, para punggawa Barca merayakan keberhasilan tersebut dengan cara makan malam setelah pertandingan. Para punggawa Barca seperti Andreas Iniesta dan Lionel Messi terlihat menyantap makanan yang disajikan dengan lahap.
Kemudian, para punggawa Barca menaiki bus klub dan diarak mengelilingi kota Barcelona. Para pemain, pelatih, serta staf Barca menaiki sebuah bus khusus yang telah dihiasi dengan poster besar bergambar para pemain Barca dengan tulisan besar Champions (juara) terpampang di bawahnya.
Di bis tersebut juga terdapat sebuah banner besar berwarna kuning dengan bertuliskan 'Llorca al nostro cor', atau yang berarti Lorca selalu di hati kami. Banner itu merupakan pesan sebagai bentuk dukungan bagi kota Murcia yang baru saja dilanda bencana alam gempa bumi.
Pesta kemudian berlanjut di Stadion kebanggaan mereka, Stadion Nou Camp. Disana, kapten Barca Carles Puyol dan Xavi Hernandez terlihat berlari mengelilingi lapangan dengan mengibarkan bendera Barca. Sementara, di layar besar Stadion terpampang hasil skor 5-0 saat mereka menundukkan rival terberatnya Real Madrid pada bulan November silam.
Terakhir, para pendukung Barca dimanjakan dengan sajian pesta kembang api yang menambah semarak perayaan kemenangan Barca hari itu.
http://www.inilah.com/read/detail/1511632/inilah-pesta-perayaan-kemenangan-barcelona
siM@w3_ireLand
Entri Populer
-
A. Pendahuluan Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif dida...
-
Quote: Di Negara negara Eropa sana sepatu boots yang terbuat dari wol sangat di gemari oleh masyarakat bahkan artis artis Hol...
-
1. Pendahuluan Kain sasirangan banyak dibuat oleh pengusaha industri kecil di Kalimantan Selatan. Seperti halnya batik di Pulau jawa, kain...
-
Ketika para internet marketing indonesia berniat untuk meluncurkan suatu produk, tentunya tak ada yang mengelak kalau harapannya hanya satu...
-
Dalam pemasaran produk berupa barang maupun jasa seringkali kita mendengar istilah 4P: Product, Place, Price, dan Promotion, ya singkat...
-
Definisi Harga : Menurut Stanton, (1984) harga adalah Price is value expressed in terms of dollars and cens, or any other monetary medium ...
-
Beginilah Proses Seekor Ular Buas Menjelma Menjadi Tas Mewah Bila kita jalan jalan ke Mall atau sebuah Butik bergengsi, sering kita ju...
-
TERBAKARNYA ribuan kios di Pasar Tanah Abang menambah panjang catatan sejarah bagi pasar tekstil terbesar di wilayah Asia Tenggara itu. Buk...
-
Tommy Winata (lahir dengan nama Oe Suat Hong di Pontianak , Kalimantan Barat ,, 23 Juli 1958 ; umur 52 tahun), atau sering dikenal dengan...
-
Physical evidence bukti fisik merupakan salah satu faktor dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam suatu restoran. Mengingat kara...
Minggu, 29 Mei 2011
Senin, 11 Oktober 2010
Pemasaran Jasa
Walau pun saat ini secara total remang-remang memisahkan mana bisnis barang dan mana bisnis jasa. Jasa adalah berbeda dengan barang. Jasa dalam keberadaannya tidak tampak, produksi dan konsumsi bersamaan waktu, serta kurang memiliki standarisasi. Karakteristik utama jasa tersebut, menyiratkan tidak sepenuhnya pemasaran barang mampu diimplementasikan dalam jasa. Pemasaran jasa mesti menyesuaikan diri dengan selera konsumen, dipengaruhi jumlah pendapatan, tidak ada fungsi penyimpanan, dan kualitas dipengaruhi barang. Yang penting dalam pemaaran jasa tidak lain keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud. Karakteristik jasa yang telah dikemukakan mendasari hadirnya tiga komponen tambahan bauran pemasaran. Komponen pertama, people yang melayani atau merencanakan pelayanan terhadap konsumen. Komponen kedua, physical evidence sebagai bukti fisik agar konsumen dapat melihat jasa secara jelas. Komponen yang ketiga, process yang terjadi dari dukungan karyawan dan manajamen. Jadi berbeda dengan bauran pemasaran barang, bauran pemasaran jasa terdiri dari: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Pemasaran jasa memerlukan strategi internal marketing, memikat pelanggan, mengelola bukti fisik, menjaga kualitas jasa. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan masyarakat. Semakin maju sebuah negara maka semakin banyak permintaan akan jasa. Hal tersebut, sejalan dengan hierarkhi kebutuhan manusia yang mula-mula dari fisiologis bergerak pada perwujudan diri. Dengan demikian, kota yang hendak berjuluk kota jasa tampaknya layak masyarakat sudah berpendapatan tinggi atau upah minimal regional mengalami peningkatan.
http://id.shvoong.com/business-management/management/1658506-pemasaran-jasa/
http://id.shvoong.com/business-management/management/1658506-pemasaran-jasa/
Analisa pengaruh physical evidence restoran Toko Oen Malang yang bernuansa kuno terhadap keputusan pembelian konsumen
Physical evidence bukti fisik merupakan salah satu faktor dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam suatu restoran. Mengingat karakteristik jasa yang tidak berwujud, maka konsumen memerlukan bukti-bukti fisik dalam mengambil keputusan pembelian. Physical evidence restoran dapat berupa: desain interior, menu dan penampilan karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 80 konsumen di Toko Oen Malang. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa physical evidence yang meliputi: desain interior, menu dan penampilan karyawan secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Toko Oen Malang. Akan tetapi secara parsial hanya desain interior dan penampilan karyawan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana penampilan karyawan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pembe lian konsumen di Toko Oen Malang.
http://www.bibsonomy.org/bibtex/2d4a6f8ecefa3577b0ea5e1a0bdd20ef4/puslit
Wajib Pajak Masih Kecewa Dengan Pelayanan Kantor Pajak
Ketua Komwas Perpajakan Anwar Suprijadi menyatakan, hingga kini telah mendapat 432 pengaduan dari masyarakat. Pengaduan ini masalahnya bermacam-macam diantaranya ada yang menyampaikan rendahnya mutu pemeriksaan pajak dan ada karena kesalahan aparat pajak/bea dan cukai.
"Dari hasil catatan Komwas, sebanyak 60 persen sudah ditindaklanjuti, sedang 30 persen diantaranya adalah laporan yang tidak perlu ditindaklanjuti," ujar Anwar dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin, Selasa (5/10/2010).
Laporan tidak ditindaklnjuti karena ada faktor-faktor sederhana semisal ketidakpahaman wajib pajak terhadap peraturan, sehingga solusinya cukup dengan memberikan pemahaman.
Sementara itu, 10% dari 432 laporan, masih dalam proses penyelesaian karena ada diteruskan ke Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan ada yang diteruskan ke Inspektorat Jenderal.
Anwar menyebutkan, dari pengaduan tersebut banyak diantaranya yang menyebut rendahnya mutu hasil pemeriksaan pajak atau nilai pabean membuat ketidakpuasan para wajib pajak. Namun Anwar tidak menyebutkan jumlah pasti pengaduan tersebut.
Tapi mereka yang kecewa ini kemudian menempuh langkah keberatan dan banding, meski belum juga diperoleh titik temunya. Masyarakat, lanjutnya, juga mengeluh karena adanya beberapa kesalahan aparat pajak atau bea dan cukai dalam masalah penyelesaian keberatan dan banding yang dianggap merugikan wjaib pajak.
Rasa kecewa juga disampaikan karena upaya hukum berikutnya untuk menyelesaikan penetapan kewajiban perpajakan ini tidak dapat dilakukan.
"Ada juga beberapa yang tidak puas karena perilaku oknum aparat pajak yang tidak baik. Penyebabnya macam-macam, ada yang karena beda penafsiran aturan, ada juga yang karena tidak paham," tandasnya.
http://pelayanan-pajak.blogspot.com/
UNSUR-UNSUR PHYSICAL EVIDENCE
1. Lingkungan Fisik (servicescapes)
Dalam sebuah operasi kerja diperlukan penyeleksian operator kerja yang memenuhi syarat sehat fisik dan psikologis serta memiliki skill yang menunjang, tetapi tanpa adanya lingkungan fisik kerja yang baik maka akan timbul berbagai masalah dalam operasi kerja.
Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak luput dari kekurangan,
dalam arti segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan (interior), dan dapat juga dari luar perusahaan (eksterior). Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia. Lingkungan fisik dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Lingkungan Eksterior
Merupakan lingkungan atau penampilan luar dari sebuah perusahaan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu dalam mendesain bagian luar perusahaan harus memperhatikan seperti :
Desain eksterior
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni atau keindahan, dimana eksterior adalah cerminan awal dari pengunjung dalam beraktivitas pada sebuah bank. Eksterior memiliki peran yang sangat penting untuk menimbulkan kesan nyaman bagi pengunjung dalam beraktivitas.
Signage
Signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di luar bangunan. Tanda-tanda ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang digunakan sebagai label (nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk arah (seperti pintu masuk) dan menyampaikan aturan-aturan perilaku (tidak merokok, anak-anak harus disertai orang dewasa).
Area parkir
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang diusahakan.
Landscape
Pemandangan terdiri dari fitur yang terlihat seperti luas tanah, termasuk elemen-elemen fisik seperti bentang alam, unsur-unsur hidup flora dan fauna, unsur-unsur abstrak seperti pencahayaan dan kondisi cuaca, dan unsur-unsur manusia seperti aktivitas manusia dan lingkungan binaan.
b. Lingkungan Interior
Merupakan penampilan di dalam sebuah perusahaan. Dalam merancang lingkungan interior harus dapat menampilkan suasana yang nyaman dan aman bagi pelanggan.
Fasilitas yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam antara lain :
Desain interior
Adalah profesi yang kreatif dan solusi - solusi teknis yang diterapkan dalam struktur yang dibangun untuk mencapai lingkungan interiornya. Desain di ciptkan sebagai respon terhadapdan terkoordinasi dengan kode dan persyaratan peraturan dan mendorong prinsip – prinsip lingkungan yang ada di dalam ruangan.
Peralatan
Adalah segala keperluaan yang digunakan manusia untuk mengubah lingkungan sekitar, termasuk dirinya dan orang lain, dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk menopang dan mempermudah kebutuhan hidup manusia tersebut.
Perbekalan kantor merupakan sarana penting untuk menghasilkan pekerjaan kantor, tanpa ada perbekalan kantor tidak mungkin kantor menghasilkan sesuatu, karena pegawai kantor bekerja untuk mengolah bahan dengan sarana dan dengan peralatan kantor yang ada.
Signage
Adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di luar bangunan. Tanda-tanda ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang digunakan sebagai label (nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk arah (seperti pintu masuk) dan menyampaikan aturan-aturan perilaku (tidak merokok, anak-anak harus disertai orang dewasa).
Tata Ruang
Tata ruang mengacu pada cara-cara penyusunan mesin-mesin, peralatan, dan perabotan sesuai ukuran, bentuk dan fungsinya untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pelanggan dan karyawan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja antara lain yaitu :
Penerangan (Lighting)
Berdasarkan penelitian, cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh negatif terhadap ketrampilan kerja. Dalam melaksanakan tugas sering kali karyawan membutuhkan penerangan yg cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tersebut memiliki ketelitian. Penerangan atau cahaya lampu harus pula disesuaikan dengan ukuran ruangan kerja serta kondisi mata karyawan.
Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu untuk proses kelancaran kerja, karena penerangan atau cahaya yang kurang cukup terang dapat menggangu penglihatan karyawan menjadi tidak jelas pada saat bekerja. Sehinnga pekerjaan mereka akan menjadi terhambat, banyak mengalami kesalahan, serta menjadi kurang efisien didalam melaksanakan dan menjalankan pekerjaan-pekerjaaan tersebut pada akhirnya tujuan perusahaan yang diharapkan akan sulit untuk dicapai. Oleh sebab itu perlu dipaerhatikan adanya penerangan atau cahaya yang cukup terang dan tidak menyiilaukan mata.
Temperatur
Temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat kerja kondisi fisik dan emosi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja kerja karyawan. Temperature antara 73o F sampai 77o F cocok untuk ruang kerja dengan kelembaban antara 25% hingga 50%. Temperature yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosi karyawan.
Sirkulasi Udara
Jika kondisi didalam kantor yang kemungkinan penuh dengan karyawan sangatlah perlu diperhatikan adanya pertukaran udara yang cukup terutama didalam ruangan kerja. Karena adanya pertukaran udara yang cukup akan memberikan kesegaran fisik bagi karyawan. Sebaliknya kurangnya pertukaran udara akan menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan,sehingga tidak ada motivasi didalam melakukan tugas dan pekerjaan mereka.
Kebisingan
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam berkerja akan terganggu. Sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau rusak. Dalam jangka panjangnya bunyi tersebut dapat menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dapat terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dan akan berpengaruh pada emosi karyawan.
Bau-bauan
Adanya bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai “polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi pekerja. Temperatur dan kelembaban adalah dua factor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air conditioning yang tepat adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.
Pewarnaan
Warna ruang kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi, meningkatkan moral kerja dan menurunkan terjadinya kesalahan kerja. Penentuan warna dalam ruang kerja sangat mempengaruhi perilaku kerja. Oleh karena itu, pemilihan warna parlu disesuaikan dengan luas ukuran ruangan dan kondisi fisik ruang. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang – kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. Di bawah ini terdapat daftar beberapa warna yang dapt mempengaruhi perasaan manusia.
Musik
Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengruh positif terhadap semangat kerja dan peningkatan produksi. Bahkan penggunaan musik pun dapat menurunkan tinggat absensi dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Efektif tidaknya musik di gunakan dalam jam kerja, bergantung pada jenis music yang di mainkan oleh karena itu penggunaan musik kerja perlu di sesuaikan dengan kesukaan karyawan dan kondisi ruang kerja.
Kebersihan
Lingkungan yang bersih dapt menimbulkan perasaan yang nyaman dan senang sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang.
2. Lingkungan Pendukung Perusahaan lain yang berwujud
Kartu nama (business card)
adalah sebuah keharusan bagi seorang profesional. Dengan kartu nama, seseorang membuka diri bahwa dirinya siap mengeksplorasi peluang. Karena itu, kartu nama vital untuk memperluas jaringan. ”Kartu nama adalah strategi marketing kita kepada semua orang. Seorang profesional wajib memiliki kartu nama. Kartu nama hendaknya diberikan kepada siapa pun yang berhasil kita jumpai dan memiliki kepentingan dengan kita,” jelas Indayati Oetomo, International Director, John Robert Powers Indonesia.
Brosur, pamflet, dan buklet
adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
Halaman web
adalah suatu dokumen atau sumber informasi yang sesuai untuk World Wide Web dan dapat diakses melalui web browser dan ditampilkan di layar komputer.
Seragam
adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi sewaktu berpartisipasi dalam aktivitas organisasi. Seragam modern dikenakan oleh angkatan bersenjata dan organisasi-organisasi paramiliter seperti polisi, layanan darurat, satpam, di beberapa tempat kerja dan sekolah-sekolah dan oleh narapidana di penjara.
Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
http://iwandah.blogspot.com/2010/04/physical-evidence.html
Pentingnya Environment sebagai Physical Evidence untuk Menunjang Kesuksesan Pemasaran
Dalam pemasaran produk berupa barang maupun jasa seringkali kita mendengar istilah 4P: Product, Place, Price, dan Promotion, ya singkatnya produk harus berkualitas, tempat strategis, harga bersaing, dan promosi menarik :). Nah, ternyata itu semua kurang spesifik, butuh hal lain untuk dilakukan supaya konsumen lebih tertarik memilih produk kita. Timbullah 7P yang mencakup 4P itu dan tambahan 3P lainnya: yaitu People, Process, dan Physical Evidence, singkatnya orang yang menghadapi konsumen harus berpengetahuan banyak ttg produk dan mampu mengkomunikasikan keunggulan produk dengan baik (kalo mampu hipnotis malah lebih baik hehehe), proses pembuatan hingga pengiriman produk sampai siap dikonsumsi konsumen harus efisien efektif dan cepat, serta yang terakhir sering dilupakan adalah Physical Evidence. Apa itu Physical Evidence? Ini nich sering dilupakan, padahal termasuk penting. Ini yang membedakan suatu toko, suatu mall, suatu bank, pub, cafe, resto, kantor dsb lebih bergengsi, bonafid, keren, dibanding pesaingnya. Physical Evidence itu lingkungan dimana produk Anda bertemu dengan konsumen. Coba kita bandingkan antara Sogo dengan Matahari, dengan tata letak yang jauh lebih indah dan tampak glamor maka SOGO bisa menarik konsumen dengan kantong lebih tebal, dengan kartu kredit yang unlimited, dsb. Nah sekarang apa bedanya Alfamart dan Indomart dengan toko kelontong? dua jenis toko yang menjual produk-produk yang sama dengan harga yang kurang lebih sama, namun dengan mengedepankan lingkungan yang lebih nyaman, lebih rapi, dan lebih dingin maka Alfamart dan Indomart bisa menarik konsumen yang dulunya setia dengan toko kelontong atau pasar. Kondisi lingkungan dimana produk Anda diletakkan untuk dipertemukan dengan konsumen harus dibuat disesuaikan dengan profil jenis konsumen yang Anda target. Disini pentingnya konsultan yang memahami marketing dan arsitektur sehingga bisa mengimplementasikan strategi marketing menjadi Physical Evidence yang tepat sasaran.
http://www.mail-archive.com/bisnis_center@yahoogroups.com/msg05829.html
Proses Pembuatan Kain Sasirangan
1. Pendahuluan
Kain sasirangan banyak dibuat oleh pengusaha industri kecil di Kalimantan Selatan. Seperti halnya batik di Pulau jawa, kain sasirangan merupakan ciri khas daerah Kalimantan Selatan. Kain sasirangan adalah merupakan kain yang menerapkan proses pewarnaan dengan cara rintang yaitu dijahit menggunakan benang atau tali rafia menurut corak yang dikehendaki. Desain corak didapatkan dari jahitan atau dikombinasi dengan ikatan maupun komposisi warna yang dibuat. Kain sasirangan dapat dibuat dari bahan mori dengan berbagai kwalitas seperti mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalissima, bahan sutera, rayon maupun synthetic.
2. Proses Awal / Persiapan (Penghilangan Kanji)
Dalam perdagangan biasanya kain dijual dalam keadaan telah difinish atau dikanji, dimana kanji tersebut dapat menghalangi penyerapan zat warna. Oleh karena itu kain harus diproses persiapan / penghilangan kanji agar kain mempunyai daya serap terhadap zat warna.
Untuk menghilangkan kanji dapat dilakukan dengan 3 cara :
Perendaman biasa, bahan direndam dalam air selama satu atau dua hari, kemudian dibilas. Cara ini tidak banyak disukai, karena banyak memakan waktu dan ada kemungkinan timbul mikro organisme yang akan merusak kain. Perendaman dengan asam, kain direndam dalam larutan asam sulfat atau asam chlorida selama satu malam. Apabila larutan dipanaskan pada suhu 35' C maka waktu pengerjaan dapat disingkat hingga menjadi 2 jam saja. Setelah proses maka kain dibilas dengan air sehingga bebas dari asam.
Rendaman dengan enzym, bahan dimasak dengan suatu larutan enzym (Rapidase, Novofermasol dan lain-lain) pada suhu 45' C selama 30 s/d 45 menit. Setelah pemasakan kain dicuci dalam air panas dua kali masing-masing 5 menit, kemudian dicuci dingin sampai bersih.
3. Pembuatan Pola Desain dan Jahitan.
Kain yang sudah bebas dari resin finish atau kanji maka siap dipotong guna diberi pola. Pemotongan kain menurut kebutuhan misalnya untuk kemeja , gaun selendang atau yang lain. Selanjutnya kain dijahit menggunakan benang sesuai pola dengan jarak 1 - 2 mm atau 2 -3 mm. Benang ditarik kencang samapai kain menjadi rapat dan membentuk kerutan-kerutan.
Benang berfungsi sebagai perintang oleh sebab itu bahan perintang mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
* Tidak dapat terwarnai oleh zat warna, sehingga mampu untuk mewarnai zat warna.
* Benang mempunyai konstruksi anyaman maupun twist benang yang padat.
* Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi.
* Sebagai bahan perintang/pengikat dapat berupa : benang kapas, benang polyester, rafia, benang ban, serat nanas dan lainnya.
Pola atau motif yang dipakai pada kain sasirangan antara lain : kembang tampuk manggis, iris pudak, naga balimbur, bayam raja, kulit kayu, kulit kurikit, sarigading dan lain-lain.
4. Pewarnaan pada Kain
Pewarnaan adalah pemberian warna yang merata pada suatu bahan yang mempunyai sifat kurang lebih permanent. Pada umumnya pewarnaan terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain kemudian bahan tekstil dimasukkan atau dicolet dengan larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Yang penting dalam pewarnaan adalah kerataan warna pada bahan artinya terdapat kerataan yang maksimum dalam pembagian zat warna pada bahan. Masing-masing zat warna mempunyai cara pewarnaan yang berbeda dan pemakaian zat warna disesuaikan dengan jenis serat serta ketahanan luntur yang diinginkan.
Dalam proses pewarnaan kain sasirangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Pencelupan. Apabila diinginkan hanya satu warna saja, maka dapat dikerjakan proses pencelupan. kain dicelup kedalam larutan zat warna dan obat-obat pembantu, sehingga kan dihasilkan kain berwarna yang merata kecuali pada bekas jahitan/sirangan akan tetap berwarna putih.
Pencoletan. Kain yang telah disirang diberi warna dengan cara dicolet di atas sirangannya maupun diantara sirangan. banyaknya warna bisa lebih dari satu atau dua warna tergantung dari motif dan macam warna yang diinginkan.
Pencelupan dan Pencoletan. Pada cara ini mula-mula kain dicelup warna muda sebagai dasar warna. Kemudian dicolet dengan warna yang lebih tua.
Sayarat-syarat zat warna antara lain :
* Harus mempunyai warna, jadi mengabsorpi cahaya tampak.
* Dapat larut dalam pelarut, umumnya air atau mudah dilarutkan.
* Zat warna harus mempunyai affinitas terhadap serat (dapat menempel).
* Mempunyai sifat yang cukup baik seperti : tahan cuci, tahan sinar.
* Zat warna harus dapat berdifusi pada serat.
* Zat warna harus mempunyai susunan yang stabil setelah meresap ke dalam serat.
Jenis Jenis zat warna yang dikenal antara lain :
* Zat warna Directt
* Zat wawrna Basis
* Zat warna Asam
* Zat warna Belerang
* Zat warna Hydron
* Zat warna Bejana
* Zat warna Bejana Larut
* Zat warna Napthol
* Zat warna Dispersi
* Zat warna reaktif
* Zat warna Rapid
* Zat warna Pigmen
* Zat warna Oksidasi
Selain zat warna di atas ada lagi zat warna yang kini lagi trend digunakan unutk menambah kesan anggun dan mewah pada kain digunakan yaitu zat warna prada. Pemberian warna prada dikerjakan pada bagian tertentu misalnya di tepi bekas sirangan maupun di tempat lain sesuai dengan yang diinginkan .
5. Pelepasan Jahitan, Pencucian dan Pengeringan
Setelah proses pewarnaan kain sasirangan, kemudian jahitan jelkujur pada kain di lepas. Setelah itu kain dicuci sampai bersih. kain yang sudah dicuci kemudian di jemur pada temapt yang sudah disediakan dengan syarat tidak boleh terkena sinar matahari.
6. Finishing
Proses terakhir yaitu proses penyempurnaan berupa merapikan kain agar tidak kumal yaitu dengan menyetrikanya. Penyetrikaan dilakukan secara manual dengan menggunakan setrika listrik. Kegiatan ini dilakukan secara hati-hati apalagi kalau bahan yang disetrika terbuat dari kain sutera.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=124113872808
Kain sasirangan banyak dibuat oleh pengusaha industri kecil di Kalimantan Selatan. Seperti halnya batik di Pulau jawa, kain sasirangan merupakan ciri khas daerah Kalimantan Selatan. Kain sasirangan adalah merupakan kain yang menerapkan proses pewarnaan dengan cara rintang yaitu dijahit menggunakan benang atau tali rafia menurut corak yang dikehendaki. Desain corak didapatkan dari jahitan atau dikombinasi dengan ikatan maupun komposisi warna yang dibuat. Kain sasirangan dapat dibuat dari bahan mori dengan berbagai kwalitas seperti mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalissima, bahan sutera, rayon maupun synthetic.
2. Proses Awal / Persiapan (Penghilangan Kanji)
Dalam perdagangan biasanya kain dijual dalam keadaan telah difinish atau dikanji, dimana kanji tersebut dapat menghalangi penyerapan zat warna. Oleh karena itu kain harus diproses persiapan / penghilangan kanji agar kain mempunyai daya serap terhadap zat warna.
Untuk menghilangkan kanji dapat dilakukan dengan 3 cara :
Perendaman biasa, bahan direndam dalam air selama satu atau dua hari, kemudian dibilas. Cara ini tidak banyak disukai, karena banyak memakan waktu dan ada kemungkinan timbul mikro organisme yang akan merusak kain. Perendaman dengan asam, kain direndam dalam larutan asam sulfat atau asam chlorida selama satu malam. Apabila larutan dipanaskan pada suhu 35' C maka waktu pengerjaan dapat disingkat hingga menjadi 2 jam saja. Setelah proses maka kain dibilas dengan air sehingga bebas dari asam.
Rendaman dengan enzym, bahan dimasak dengan suatu larutan enzym (Rapidase, Novofermasol dan lain-lain) pada suhu 45' C selama 30 s/d 45 menit. Setelah pemasakan kain dicuci dalam air panas dua kali masing-masing 5 menit, kemudian dicuci dingin sampai bersih.
3. Pembuatan Pola Desain dan Jahitan.
Kain yang sudah bebas dari resin finish atau kanji maka siap dipotong guna diberi pola. Pemotongan kain menurut kebutuhan misalnya untuk kemeja , gaun selendang atau yang lain. Selanjutnya kain dijahit menggunakan benang sesuai pola dengan jarak 1 - 2 mm atau 2 -3 mm. Benang ditarik kencang samapai kain menjadi rapat dan membentuk kerutan-kerutan.
Benang berfungsi sebagai perintang oleh sebab itu bahan perintang mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
* Tidak dapat terwarnai oleh zat warna, sehingga mampu untuk mewarnai zat warna.
* Benang mempunyai konstruksi anyaman maupun twist benang yang padat.
* Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi.
* Sebagai bahan perintang/pengikat dapat berupa : benang kapas, benang polyester, rafia, benang ban, serat nanas dan lainnya.
Pola atau motif yang dipakai pada kain sasirangan antara lain : kembang tampuk manggis, iris pudak, naga balimbur, bayam raja, kulit kayu, kulit kurikit, sarigading dan lain-lain.
4. Pewarnaan pada Kain
Pewarnaan adalah pemberian warna yang merata pada suatu bahan yang mempunyai sifat kurang lebih permanent. Pada umumnya pewarnaan terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain kemudian bahan tekstil dimasukkan atau dicolet dengan larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Yang penting dalam pewarnaan adalah kerataan warna pada bahan artinya terdapat kerataan yang maksimum dalam pembagian zat warna pada bahan. Masing-masing zat warna mempunyai cara pewarnaan yang berbeda dan pemakaian zat warna disesuaikan dengan jenis serat serta ketahanan luntur yang diinginkan.
Dalam proses pewarnaan kain sasirangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Pencelupan. Apabila diinginkan hanya satu warna saja, maka dapat dikerjakan proses pencelupan. kain dicelup kedalam larutan zat warna dan obat-obat pembantu, sehingga kan dihasilkan kain berwarna yang merata kecuali pada bekas jahitan/sirangan akan tetap berwarna putih.
Pencoletan. Kain yang telah disirang diberi warna dengan cara dicolet di atas sirangannya maupun diantara sirangan. banyaknya warna bisa lebih dari satu atau dua warna tergantung dari motif dan macam warna yang diinginkan.
Pencelupan dan Pencoletan. Pada cara ini mula-mula kain dicelup warna muda sebagai dasar warna. Kemudian dicolet dengan warna yang lebih tua.
Sayarat-syarat zat warna antara lain :
* Harus mempunyai warna, jadi mengabsorpi cahaya tampak.
* Dapat larut dalam pelarut, umumnya air atau mudah dilarutkan.
* Zat warna harus mempunyai affinitas terhadap serat (dapat menempel).
* Mempunyai sifat yang cukup baik seperti : tahan cuci, tahan sinar.
* Zat warna harus dapat berdifusi pada serat.
* Zat warna harus mempunyai susunan yang stabil setelah meresap ke dalam serat.
Jenis Jenis zat warna yang dikenal antara lain :
* Zat warna Directt
* Zat wawrna Basis
* Zat warna Asam
* Zat warna Belerang
* Zat warna Hydron
* Zat warna Bejana
* Zat warna Bejana Larut
* Zat warna Napthol
* Zat warna Dispersi
* Zat warna reaktif
* Zat warna Rapid
* Zat warna Pigmen
* Zat warna Oksidasi
Selain zat warna di atas ada lagi zat warna yang kini lagi trend digunakan unutk menambah kesan anggun dan mewah pada kain digunakan yaitu zat warna prada. Pemberian warna prada dikerjakan pada bagian tertentu misalnya di tepi bekas sirangan maupun di tempat lain sesuai dengan yang diinginkan .
5. Pelepasan Jahitan, Pencucian dan Pengeringan
Setelah proses pewarnaan kain sasirangan, kemudian jahitan jelkujur pada kain di lepas. Setelah itu kain dicuci sampai bersih. kain yang sudah dicuci kemudian di jemur pada temapt yang sudah disediakan dengan syarat tidak boleh terkena sinar matahari.
6. Finishing
Proses terakhir yaitu proses penyempurnaan berupa merapikan kain agar tidak kumal yaitu dengan menyetrikanya. Penyetrikaan dilakukan secara manual dengan menggunakan setrika listrik. Kegiatan ini dilakukan secara hati-hati apalagi kalau bahan yang disetrika terbuat dari kain sutera.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=124113872808
Langganan:
Postingan (Atom)